cerpen - (karya : Novilia Nyoto)


.

Indah Pada Waktunya

Hari ini terasa melelahkan bagi seluruh siswa SMPK Santa Maria II Malang, tapi tidak bagi Livia. Sejak istirahat tadi, dia sangat bahagia setelah mendengar berita dari sahabatnya, Keyla bahwa Kiza, orang yang disukai oleh Livia juga menyimpan perasaan yang sama dengan Livia. Yap, setelah putus dengan Jeff, Livia sudah tidak bisa menyukai cowok lain lebih dari 1 minggu. Tapi semua berubah setelah dia mengenal Kiza, cowok humoris yang sangat baik (menurut Livia). Sayangnya dulu Kiza sudah memiliki pacar sendiri sehingga Livia terpaksa memendam perasaannya terhadap Kiza.
Sepulang sekolah, seperti biasa Livia menunggu mobil jemputannya di depan sekolah. Tapi kali ini Livia sedang melamun dan mengingat kembali pembicaraan dengan sahabat-sahabatnya tadi pada saat istirahat.
“Liv, selamat ya!!” ujar Keyla tiba-tiba.
“Selamat apanya?” balas Livia dengan bingung.
“Aku dapat kabar nih! Kiza’mu sayang itu sepertinya juga suka ama kamu!”
“Oh ya!?” teriak Livia sehingga menyebabkan anak lain yang sedang makan di kantin itu menoleh ke arah mereka.
“Tapi jangan kesenengan dulu gitu lah, kan belum tentu juga. Emangnya kamu tau dari siapa sih, Key?” tanya Lucia yang memang terkesan sadis kalau sudah bicara.
“Ya tebakanku aja. Habis....., akhir-akhir ini Kiza sering salah tingkah sih kalau ketemu Livia”, jawab Keyla.
“Gubrak, berarti belum tentu benar kan? Tapi moga-moga beneran deh! Emang dia udah putus sama Mia?” ujar Lea yang sejak tadi asyik menggaruk punggungya.
“Lea... Lea... Udah dari dulu kali!!! Dasar lemot!!!” teriak Livia, Keyla, dan Lucia secara bersamaan.
“Hehe.... Jadi malu....”, ucap Lea sambil tersenyum dengan polos.
Seketika lamunan Livia tersebut selesai setelah mendengar suara yang tidak asing bagi Livia dan merasa rambutnya diacak-acak. Yap, orang yang sedang mengacak-acak rambut Livia itu adalah Kiza yang juga biasa menunggu jemputan di depan sekolah. Livia pun langsung salah tingkah begitu disapa oleh Kiza.
“Belum pulang, Liv?” tanya Kiza.
“Ini lagi nunggu jemputan. Hehe... Kalau kamu, Kiz?” tanya Livia yang masih saja salah tingkah di depan Kiza.
“Nah itu mobil jemputanku sudah datang. Aku pulang dulu yaa, Liv!”
“Iyaa, hati-hati Kiz!”
Livia senang sekali setelah kejadian itu, sehingga sesampainya di rumah dia langsung berlari menuju kamarnya untuk mengambil HP’nya dan berharap mendapat SMS dari Kiza seperti biasanya. Waw, permohonan Livia terkabul! Dia mendapatkan SMS dari Kiza dan dengan segera Livia pun membalasnya. Di sela-sela acara SMS'an ria Kiza dan Livia, Kiza mengirimkan kode “456838” kepada Livia. Livia tidak mengerti arti kode tersebut dan Kiza tidak mau memberitahunya. Livia pun berpikir keras dan juga menanyakan arti kode itu ke beberapa temannya.
Nomor telepon bukan, ulang tahun bukan, tanggal bukan, jumlah bukan. Arghhhh, kode apa sih ini!?!? Semalaman Livia pusing memikirkan arti kode itu, dia sempat menemukan jawaban yang menurutnya sangatlah konyol. Sehingga akhirnya Livia memutuskan untuk tidur.
Besoknya di sekolah,
“Mungkin nggak kalau artinya I Love U?” tanya Livia kepada teman-temannya.
“Mungkin saja sih, tapi kamu dapet jawaban itu dari mana?” jawab Lucia.
“Coba lihat deh di keypad HP kalian”, ujar Livia sambil mengeluarkan HP’nya lalu diikuti oleh teman-temannya.
“Iyaaaaa, mungkin juga tuhh! Selamat yaa, Liv!” ucap Lea dengan gaya bicaranya yang konyol dan berlebihan sambil memberikan tangannya dan mau menyalami Livia.
“Hushhh, Leaa! Udah lah! Bukannya gimana, Liv. Tapi mending jangan ke’GR an dulu deh!” kata Lucia dengan raut muka sadisnya seperti biasa.
Malamnya, seperti biasa Livia masih SMS’an ria dengan Kiza. Lalu tiba-tiba Kiza ingin curhat kepada Livia. Livia cukup bingung karena sebelumnya Kiza jarang sekali curhat kepada Livia. Akhirnya Livia pun mengijinkan Kiza curhat kepadanya. Ternyata benar dugaan Keyla, isi curhat Kiza itu menyatakan perasaan Kiza kepada Livia. Selain itu Kiza memberi tahu arti “456838” itu memang I Love U. Livia pun langsung girang setengah mati dan langsung menelepon Keyla.
“Aduh, apaan sih malem-malem gini telepon. Besok aja deh, ngantuk nihh!”
“Penting nih, Key! Gawat darurat!”
“Aduh, to the point aja deh!”
“Hmmm, Key.. Ternyata.. Dugaanmu waktu itu bener lo!”
“Hah? Dugaan yang mana?”
“Gubrak, itu looh... Kalo Kiza suka ma aku!”
“Waw, selamat dehh!”
“Kok selamat doank sih? Udah ngantuk yaah? Ya uda tidur aja sana sambil mimpiin Joshua!” ucap Livia sambil mengakhiri pembicaraannya dengan Keyla di telepon.
Beberapa hari berlalu,
Kiza dan Livia memang semakin dekat. Tapi status hubungan mereka benar-benar patut dipertanyakan. Dibilang teman salah, dibilang pacar juga bukan. Lama-lama bosan juga dengan status hubungan yang nggantung seperti ini. Sehingga akhirnya dengan penuh keberanian Livia menanyakan status hubungan Kiza dan dirinya.
“Kiz...., sebenernya status hubungan kita tuh gimana sih?”
“Hmmm, aku sendiri juga bingung...”
“Ya elahh, ngapain pake acara bingung segala!?” ujar Keyla yang tiba-tiba muncul di belakang mereka.
“Hiaa, jangan ngagetin donk, Key!!”
“Hehe… Namanya juga iseng..”
Huff, pembicaraan Kiza dan Livia tadi terputus sejak Keyla datang, sehingga mereka memutuskan untuk melanjutkan pembicaraannya tadi siang lewat SMS seperti biasa. Tapi, pembicaraan itu membuat Livia menangis seketika. Dia sadar jika dia hanya dijadikan mainan oleh Kiza. Dia hanya dijadikan pelarian sementara oleh Kiza yang sebenarnya masih mengharapkan mantannya, Mia. Livia pun sangat marah dengan Kiza dan demikian pula dengan teman-teman Livia yang langsung tidak mengijinkan Livia berhubungan dengan Kiza lagi.
Beberapa hari sudah Livia lewati tanpa kontak dengan Kiza lagi, tapi entah kenapa dia merasa ada yang kurang pada hidupnya. Selama 3 hari berturut-turut setelah kejadian tersebut, Kiza sudah meminta maaf kepada Livia berkali-kali. Tetapi, rasa sakit di hati Livia tidak bisa hilang semudah itu. Tetapi memang dari dasarnya Livia benar-benar menyayangi Kiza, Livia tidak tega melihat Kiza yang terus-terusan memohon seperti itu sehingga akhirnya Livia memaafkan Kiza.
Setelah dimaafkan, sahabat-sahabat Livia tetap melarang Livia untuk berhubungan dengan Kiza. Tetapi dengan penjelasan Livia akhirnya sahabat-sahabatnya tersebut sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
“Liv, ini Cuma saranku yaa.. Mending kamu hati-hati dengan Kiza. Kita nggak mau kalau kamu disakiti lagi oleh Kiza. Tapi itu cuma saran dari kita loh.. Semuanya sih tergantung dari kamunya sendiri..” ujar Lucia dengan tampang seriusnya.
“Iya, terima kasih sahabat-sahabatku.. Aku nggak tau gimana jadinya kalau nggak ada kalian. Aku pasti akan memikirkannya baik-baik”, kata Livia dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Hubungan Kiza dan Livia sudah lumayan membaik. Mereka kembali bersahabat seperti dulu. Walaupun begitu sebenarnya masih ada sisa-sisa perasaan sayang Livia kepada Kiza yang tetap dipendamnya. Tanpa disadari, ternyata di hati Kiza pun mulai timbul perasaan sayang kepada Livia. Bukan pelarian seperti dulu. Tetapi ini adalah rasa sayang yang benar-benar tulus. Tetapi Kiza takut membuat Livia terluka seperti dulu lagi. Kiza berpikir Livia sudah tidak mempercayai dirinya lagi, dan sekarang Kiza sedang memikirkan sebuah surprise untuk Livia untuk menebus semua kesalahannya dulu.
Sabtu sore, 5 September 2009 Kiza mengajak Livia untuk berjalan-jalan di sebuah tempat wisata. Pulangnya, Kiza menuju ke taman bersama Livia yang matanya ditutup oleh Kiza. Begitu membuka mata, Livia begitu terkejut dengan pemandangan indah di taman tersebut. Taman tersebut dihiasi beberapa lampu yang cantik dan dipenuhi bunga yang indah. Ditambah lagi dengan bintang di langit yang bersinar dengan terang benderang menambah kecantikan taman itu. Tiba-tiba Kiza mengambil gitar yang disediakan di taman itu dan mulai menyanyikan sebuah lagu.
“........Ku kan setia menjagamu bersama dirimu dirimu… Sampai nanti akan selalu bersama dirimu.......”
Lagu yang dinyanyikan Kiza tersebut tidak lain adalah lagu dari Vierra yang berjudul Bersamamu. Tanpa sadar Livia pun ikut bernyanyi sampai akhirnya petikan gitar Kiza berhenti. Tiba-tiba Kiza berkata,
“Mungkin kamu sudah nggak percaya lagi ma aku. Tapi aku benar-benar minta maaf atas kejadian dulu itu dan juga terima kasih. Sejak kejadian itu aku sadar kalau ternyata kamulah orang yang benar-benar kubutuhkan selama ini. Tanpa sadar ternyata aku mulai menyayangimu. Mungkin aku nggak pantas berkata seperti ini. Tapi....., aku sayang ma kamu . Maukah kamu mengisi kekosongan hatiku ini dan mengajariku arti cinta yang sesungguhnya?” ucap Kiza dengan raut muka yang benar-benar memelas sambil mengeluarkan sebuah benda dari sakunya.
“Kalau kamu mau, ambillah salah satu kalung ini. Tapi jika kamu tidak mau, ambillah kedua kalung ini lalu buanglah”, ternyata benda yang tadi dikeluarkan Kiza adalah sepasang kalung setengah hati yang jika digabung akan membentuk sebuah hati.
Seketika Livia langsung lemas, dia serasa ingin pingsan. Bukan karena sakit, tapi Livia benar-benar bahagia. Tiba-tiba terlintaslah kata-kata yang diucapkan oleh sahabatnya dulu. Livia bingung harus bagaimana. Dalam waktu beberapa menit, Livia pun menemukan jawaban yang tepat.
“Hmph, aku sudah maafin kamu dari dulu. Aku selalu percaya sama kamu, karena dari dulu sampai sekarang aku nggak pernah berhenti sayang sama kamu. Tapi, sejak kejadian itu...... Sahabatku benci sama kamu. Aku nggak pingin membuat mereka kecewa.......”, lalu Livia pun mengambil kedua kalung tersebut.
Seketika wajah Kiza terlihat lemas dan tanpa harapan.
“Tapi, aku nggak mungkin nolak permintaanmu ini....... Karena ini adalah harapanku dari dulu yang sekarang menjadi kenyataan”, lanjut Livia sambil memasangkan kalung hati yang satunya di leher Kiza.
“Jadi? Kamu mau jadi pacarku?”, tanya Kiza dengan wajah yang mulai menyimpan harapan.
“Eits, jangan GR dulu! Aku mau kalau kamu bisa membuktikan ke sahabatku kalau kamu pantas buat aku dan benar-benar sayang sama aku. Gimana? Mampu?”
“Siapa takut? Apapun akan kulakukan demi kamu. Jadi sekarang kamu udah jadi pacar aku?”
“Yap..... Hehee.... Biar bintang-bintang itu yang menjadi saksi kalau kita sudah jadian… ”
“Makasih banget, Liv…. Aku memang nggak salah milih kamu!”
Setelah itu Kiza langsung memeluk Livia erat-erat dan berkata, “Aku janji aku akan menjaga kamu dan nggak akan ninggalin kamu selamanya.... Ternyata benar, jika waktunya sudah tepat Tuhan akan membuat segalanya indah pada waktunya.”
-TAMAT-

Your Reply